Friday, March 29, 2013

Biological Engineering ( Bioengineering ) ?

'Apa bioengineering?'
'Perbedaan bioengineering dan bioteknologi?'

Banyak orang bertanya seperti pertanyaan di atas, maklum bioengineering atau rekayasa hayati dalam bahasa Indonesia merupakan program studi yang terhitung baru untuk di Indonesia. Program studi bioengineering baru saja dibuka di Indonesia, yaitu di Institut Teknologi Bandung (ITB). Apa itu bioengineering, apa saja yang dipelajari oleh calon-calon bioengineer, dan prospek kerja bioengineer akan dijelaskan dalam post ini.

Sebelum membahas tentang bioengineering lebih lanjut, apakah kalian tahu perbedaan dari teknik (engineering) seperti bioengineering, applied science seperti biotechnology, dan sains (science) seperti biology?
Untuk lebih mudah menjelaskannya saya akan menggunakan analogi tentang  peran dari seorang bioengineer, seorang biotechnologist, dan seorang biologist dalam produksi lycopene (senyawa pencegah kanker) dari tomat.

Seorang biologist mencari tahu tanaman apa saja yang mengandung lycopene, berapa kadar yang dimiliki, dan bagaimana perlakuan terhadap tanaman tersebut agar tanaman tersebut memiliki kadar lycopene yang tinggi.
www.technoreporter.com/opinion/
http://sciencecampaign.org.uk/?p=10096

Seorang biotechnologist mencari manfaat atau keuntungan apa saja yang bisa digunakan dari lycopene terhadap manusia dan mencari tahu cara memproduksi senyawa tersebut dengan metode yang paling tepat dan efisien.

http://plantbiotechnolgy.wordpress.com/
http://www.alibaba.com/product-gs/299107809/









Seorang bioengineer mengkaji ulang apakah metode tersebut tepat untuk produksi dalam skala besar (skala industri), menentukan metode yang tepat untuk produksi dalam skala besar, dan merancang sebuah sistem/pabrik untuk memproduksi senyawa tersebut.
http://www.bioengineering-inc.com/
http://public.beuth-hochschule.de/MietProf/bio-tech/goetz1/Welcome.html

Tiap profesi (biologist, biotechnologist, dan bioengineer) memiliki porsi dan spesialisasi masing-masing dalam melakukan pekerjaannya walaupun memang ilmu yang dipelajari memiliki irisan baik biologi dengan bioteknologi, biologi dengan bioengineering, dan bioteknologi dengan bioengineering.

Bioengineering merupakan aplikasi dari konsep ilmu sains untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul dan memenuhi kebutuhan yang diperlukan dalam menunjang kehidupan manusia menjadi lebih baik dengan menggunakan analisis teknik serta pertimbangan dalam aspek ekonomi dan sosial.  Bioengineering menggunakan dasar-dasar matematika dan fisika untuk menghitung dalam proses perancangan industri dan menggunakan dasar-dasar kimia dan biologi untuk menganalisis kandungan dalam suatu organisme dan merekayasa metabolisme yang terjadi dalam suatu organisme serta lingkungan organisme. Bioengineering yang dipelajari di ITB meliputi 30% sains dan 70% teknik.

Dengan bahasa yang lebih sederhana,  bioengineering adalah ilmu untuk memproduksi secara masal sebuah produk yang telah ditemukan para scientist dari organisme hidup dengan cara yang efisien, untuk memproduksi produk tersebut tentu bioengineer perlu mengetahui karakteristik dari produk tersebut, bagaimana organisme menghasilkan produk tersebut (metabolisme), bagaimana cara mengekstrak dengan cara paling efisien untuk produksi masal, dan bagaimana cara merancang sebuah sistem atau pabrik untuk memproduksi produk berbasiskan bio tersebut.
Untuk bioengineering di ITB, pelajaran yang diterima masih lebih banyak produksi dari tumbuhan dari pada hewan dan mikroba. Fokus terhadap tumbuhan ini dilakukan mengingat Indonesia merupakan negara yang kaya akan varietas hayati khusunya tumbuhan tropik sehingga prospek pekerjaan ke depannya masih sangat luas. Tetapi hal ini tidak membatasi para bioengineer ITB hanya terpaku pada tanaman saja, para mahasiswa tetap dapat mengembangkan dirinya dengan mengambil mata kuliah pilihan dari program studi lain yang menyangkut mikroba atau hewan.

Prospek bioengineering sangatlah terbuka luas untuk di dalam maupun luar negri karena semakin hari, semakin banyak kebutuhan manusia yang tidak dapat terpenuhi jika hanya mengandalkan sumber yang tidak dapat diperbaharui sementara hasil alam dari tumbuhan, hewan, dan mikroba dapat terus beregenerasi dan dapat diperbaharui. Produk yang dihasilkan oleh bioengineer dalam bioindustri berskala besar dapat berkaitan dengan kesehatan ( obat, vitamin, suplemen, kosmetik), produk peternakan ( transgenik ternak, modifikasi gen), produk tanaman ( kultur sel untuk produksi metabolit sekunder, tanaman transgenik), pengolahan makanan ( fermentasi), lingkungan (bioremediasi), energi terbarukan ( bioetanol, biodiesel, biokerosin), dan biofertilizer. Seluruh kaitan dalam bioindustri tersebut membutuhkan agen biologis, proses, dan rekayasa untuk menghasilkan produk yang optimal dan efisien.